Ucapan
Senin, 17 Desember 2012
Teng…teng…teng
Bel
sekolah sudah berbunyi pertanda bahwa pelajaran untuk hari ini telah usai.
Semua murid bergegas untuk cepat-cepat pulang, tak ketinggalan Alice dengan
cepat memasukkan semua bukunya ke dalam tas. Bedanya Alice tidak ingin
cepat-cepat pulang dulu, tapi ia mau nongkrong dulu di tempat favoritnya, yaitu
perpustakaan. Di saat Alice mau memasukkan buku terakhir ke dalam tas, ia
menemukan secarik kertas terjatuh dari bukunya. Alice segera memungut kertas
tersebut lalu dibacanya dalam hati.
To : Alice G
Tolong
temui aku di atap sekolah sepulang sekolah. Ada hal penting yang harus aku
bicarakan denganmu.
Athrun
Zala
Alice
mengerjap bingung ketika selesai membaca pesan singkat, jelas dan padat
tersebut. Ia menoleh menatap penulis pesan tersebut untuk meminta penjelasan
mengenai isi pesan tersebut. Tapi sepertinya tak bisa, karena penulis pesan itu
sedang sibuk menolak ajakan siswi di kelas ini yang ingin pulang bersama
Athrun. Setelah itu ia langsung pergi diikuti oleh fansnya tanpa menghiraukan
Alice yang masih kebingungan.
Datang…tidak…datang…tidak,
Alice berjalan mondar-mandir di depan kelasnya seraya menggumam tak jelas.
Ingin rasanya ia langsung pergi ke perpustakaan dan menghiraukan isi surat
tersebut, tapi membiarkan orang menunggu itu juga tidak baik. Sebenarnya dalam
hati, Alice juga penasaran hal sepenting apakah yang ingin dibicarakan oleh
Athrun dengan dirinya. Setahunya hubungan mereka tidak terlalu dekat, meskipun
mereka satu kelas. Lagipula Alice bukanlah tipe orang yang mudah berteman
dengan orang lain, apalagi dengan orang semacam Athrun. Ugh memikirkannya saja
sudah membuat Alice merasa frustasi.
***
Angin
sore berhembus menyibakkan surai biru tua milik seorang pemuda. Mata hijau
zamrudnya tidak lepas memandang langit sore yang begitu ingah. Kedua tangannya
dimasukkan ke dalam saku blazernya, karena angin sore ini membuatnya sedikit
kedinginan. Sudah 40 menit berlalu sejak bel sekolah berbunyi. Namun, ia masih
belum punya niat untuk meninggalkan tempat ini.
“Apa
ia tidak akan datang ya,” gumam pemuda itu pelan
Tepat
disaat ia selesai mengakhiri ucapannya. Di saat itulah ia datang.
“Maaf,
aku terlambat,” ujar orang itu
“Tak
apa,” ujar Athrun seraya tersenyum
“Ta…tapi
kau pas…pasti sudah menunggu lama kan,” ujar orang itu merasa bersalah
“Memang
sih, tapi setidaknya sekarang kau sudah datang kan, Alice,” ujar Athrun seraya
tersenyum
Alice
cuma tersenyum tipis melihatnya. Padahal di dalam hati ia merutuki kesalahannya.
Gara-gara ia tadi kelamaan memikirkan untuk datang atau tidak, ia jadi
terlambat, bukan terlambat tapi sangat sangat terlambat.
Melihat
Alice yang hanya diam mematung. Akhirnya Athrun mencoba untuk memulai
pembicaraan.
“Terima
kasih ya, kamu sudah datang kesini,”
“Tak
masalah, tapi ada perlu apa kamu memanggilku kesini?” tanya Alice
Athrun
tidak langsung menjawab, ia hanya menatap Alice. Alice yang ditatap seperti itu
merasa sedikit salah tingkah.
“Tolong
jangan dekati Kira lagi,” ucap Athrun pelan
Kata-kata
Athrun barusan serasa bagaikan petir bagi Alice.
“Lebih
tepatnya, tolong jauhi Kira,”
Alice
menatap bingung ke arah Athrun. Tentu saja ia bingung, ia baru saja merasa
senang bisa berteman dengan Kira. Sekarang ia diminta untuk menjauhinya.
“Tunggu
dulu, kenapa kau memintaku untuk menjauhi Kira?” tanya Alice menuntut
penjelasan
“Karena…,”
ucap Athrun bimbang
“Karena
apa?” tanya Alice lagi
“Karena
jika kalian berdua dekat, itu akan membuat hati seseorang menjadi sakit,” ujar
Athrun akhirnya
Alice
tertegun mendengarnya, tak ada reaksi apapun dari Alice. Begitu pula dengan
Athrun, yang terdengar hanyalah suara hembusan angin dan kicauan burung yang
kebetulan tengah bertengger di jeruji atap sekolah.
“Apa
seseorang yang kau maksud itu adalah Lacus,” ucap Alice lirih
Sontak
Athrun terlihat kaget mendengarnya, namun setelah itu ia mengangguk pelan.
Alice yang melihatnya cuma diam membisu.
“Berarti
Lacus, dia menyukai Kira dong,” ujar Alice sedikit ragu
Lagi-lagi
Athrun hanya menganggukkan kepalanya, dan lagi-lagi membuat Alice sedikit
terkejut. Sekarang Alice sudah mengerti, kenapa hubungan Kira, Athrun, dan
Lacus memburuk akhir-akhir ini.
“Apa
kau baik-baik saja?” tanya Alice sedikit cemas
“Aku
tak apa, melihat senyuman Lacus lagi bagiku itu sudah cukup. Untuk itu aku
mohon dengan sangat, jauhi Kira,” ujar Athrun
Alice
lagi-lagi dibuat bingung, ia tak tau harus bagaimana, menjauhi Kira atau tidak.
Tapi selama ini Kira sudah baik terhadapnya, jadi ia tak bisa menjauhi Kira
begitu saja. Tapi…
“Bagaimana
kau mau kan?” tanya Athrun dengan wajah berharap
Alice
menggigit bawah bibirnya, ia menghela napas sejenak lalu…
“Maaf,
aku tak bisa menjauhi Kira,” ucap Alice tegas
Setelah
mengatakan itu, Alice berlari menuruni tangga meninggalkan Athrun seorang diri.
Athrun sendiri hanya terdiam menatap kepergian Alice. Lalu ia mendongakkan
kepala menatap matahari yang berangsur-angsur mulai tenggelam.
“Sudah
kuduga, ia akan jawab seperti itu,” ucap Athrun pelan
Label: Fanfic Cinta Sejati, My Fanfics
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 comment:
Posting Komentar